Indonesia Desak DK PBB Pastikan Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon Aman

Ilustrasi pasukan penjaga perdamaian di Lebanon atau UNIFIL. (Foto: Instagram/@unifil_official)


StarNusantara JAKARTA,- Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memastikan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) aman selama mereka melaksanakan tugas. 

Desakan itu disampaikan usai serangan Israel terhadap markas UNIFIL di Naqoura, yang melukai dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Naqoura terletak di Lebanon selatan, dalam area yang disebut blue line atau wilayah netral. 

Pasukan perdamaian yang ada di kawasan tersebut atas mandat Dewan Keamanan PBB guna mendukung stabilitas keamanan Lebanon.

Diketahui UNIFIL memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan. Kemudian sekitar 1.200 personel UNIFIL merupakan prajurit TNI atau pasukan terbesar di UNIFIL dalam menjalankan mandat PBB.

Menurut Wakil Kepala Perwakilan Tetap Indonesia di New York, Hari Prabowo, serangan Israel ke Markas UNIFIL itu merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701.

Serangan itu, kata Hari, merupakan upaya teror Israel guna mengintimidasi misi penjaga perdamaian dan masyarakat internasional.

“Tindakan Israel ini tak boleh dibiarkan, terutama ketika pasukan militer Zionis juga terus melancarkan serangan ke Lebanon yang turut melanggar kedaulatan dan integritas teritorial negara tersebut,” katanya saat pertemuan dengan DK PBB, Kamis (10/10) kemarin. 

Hari juga menyebut, pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel secara terus-menerus tanpa konsekuensi, merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. 

Peristiwa itu merusak kredibilitas tatanan hukum internasional dan merusak kredibilitas DK PBB. 

Meski mendapat serangan yang keterlaluan, lanjut Hari, Indonesia tetap berkomitmen bekerja sama dengan PBB, Panglima Pasukan UNIFIL, dan masyarakat internasional guna memastikan keberhasilan misi UNIFIL.

“Upaya deeskalasi dan prospek perdamaian abadi di kawasan tersebut bergantung pada kemampuan UNIFIL dalam melaksanakan mandatnya,” katanya. 

“Dewan harus bertindak tegas untuk memastikan UNIFIL dapat melanjutkan tugas pentingnya di Lebanon selatan, menegakkan standar perilaku tertinggi, dan memastikan keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB,” tambah Hari.

Israel sebelumnya melancarkan serangan langsung ke markas pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL) di Naqoura.

Serangan itu melukai dua personel UNIFIL yang merupakan prajurit TNI. 

Setelah serangan itu, Indonesia kemudian mengutuk keras serangan yang melanggar hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 itu.

“Indonesia mendesak semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability atau tidak dapat dilanggarnya wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan,” pungkas Hari. 

Penulis: Kurniati

Connect with Us

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *