
StarNusantara JAKARTA,- Pemanfaatan teknologi digital, melalui Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PaDi UMKM) selama empat tahun terakhir cukup menggembirakan.
PaDi UMKM diklaim telah berhasil menciptakan inovasi produk, pemasaran, hingga peningkatan daya saing dan kemampuan bertahan UKM dalam kondisi pasar yang dinamis.
Menurut Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari, capaian nilai produk dalam negeri BUMN meningkat sampai Rp917,2 triliun pada 2023, atau 67 persen dibanding tahun sebelumnya. Termasuk nilai belanja BUMN pada UMKM yang meningkat pesat hingga 57 persen.
“Artinya, Kemandirian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui teknologi digital semakin berkembang pesat, seiring dengan meningkatnya adopsi internet dan inovasi teknologi di berbagai sektor,” katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis (28/11) kemarin.
Rabin Indrajad mengatakan, digitalisasi memungkinkan UKM lebih mandiri, terutama di sisi pemasaran, operasional dan pengelolaan keuangan.
Selain itu, lewat akses ke platform e-commerce, media sosial dan aplikasi pembayaran digital, UKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tanpa bergantung sepenuhnya pada toko fisik atau perantara.
Tujuannya, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Sekaligus, memberikan solusi untuk berbagai tantangan bisnis, seperti manajemen stok, pemesanan dan layanan pelanggan.
“Teknologi ini memungkinkan UKM untuk lebih cepat merespons permintaan pasar dan mengurangi risiko keterlambatan dalam rantai pasok,” jelas Indrajad.
PaDi UMKM Kunci Kemandirian Era Ekonomi Modern
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PaDi UMKM Jimmy Karisma Ramadan mengungkapkan dari semua capaian itu, teknologi digital menjadi kunci bagi kemandirian dan keberlanjutan UKM di era ekonomi modern.
Menurutnya platform PaDi tidak hanya memfasilitasi akses UMKM terutama BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ke pasar, tapi turut mempercepat transformasi digital sektor UKM, membantu meningkatkan efisiensi, transparansi dan keberlanjutan bisnis mereka.
“PaDi UMKM berupaya membangun sebuah ekosistem secara end-to-end, mulai dari memberi akses pasar lewat platform digital dan event offline, hingga edukasi melalui berbagai program untuk memastikan UMKM bisa naik kelas,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (29/11/2024).
Jimmy mengungkapkan, PaDi UMKM memang acap melaksanakan kegiatan seperti ekspo, bazar, conference, business matching yang mempertemukan UKM dengan pembeli, dalam hal ini perusahaan dan BUMN secara langsung.
Termasuk, lanjut dia, mengambil beberapa langkah strategis untuk mendukung kemandirian UKM melalui teknologi digital.
“Di antaranya, memperluas akses pasar melalui platform digital PaDi UMKM untuk membuka peluang bagi UKM memasarkan produk dan layanan secara langsung kepada BUMN dan sektor swasta,” kata Jimmy.
Apalagi sebelum adanya platform ini, kata Jimmy, banyak UMKM mengalami kesulitan mengakses pasar BUMN secara langsung, karena keterbatasan akses dan proses pengadaan yang kompleks.
“Melalui tender digital dan sistem e-procurement yang transparan, UMKM dapat mengikuti lelang dan transaksi (Business-to-Business) dengan lebih mudah,” ungkapnya.
Selain itu, platform PaDi UMKM juga menawarkan fitur pengelolaan toko online yang memudahkan UKM dalam memantau pesanan, melakukan promosi produk dan mengatur stok yang
membantu pelaku usaha menjalankan bisnis secara lebih efisien dan terstruktur.
“Termasuk, menyediakan solusi pembiayaan jangka pendek berbasis invoice atau Purchase Order (PO) yang belum jatuh tempo,” jelas dia.
Lewat fasilitas ini, kata Jimmy , UKM dapat mengatasi masalah arus kas tanpa bergantung pada pinjaman konvensional.
Tidak hanya itu, PaDi UMKM juga berperan penting memfasilitasi kolaborasi antara UMKM dan BUMN untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Dengan transaksi yang difasilitasi platform ini, kata Jimmy, BUMN dapat lebih mudah menemukan produk lokal berkualitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk pengadaan yang dilakukan secara digital melalui Control Tower Dashboard meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, baik bagi UKM maupun BUMN.
“Sehingga, kepercayaan dan kolaborasi jangka panjang dapat terjalin dengan lebih baik,” katanya.
PaDi UMKM juga memperkuat daya saing UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan bisnis yang lebih mandiri dan kompetitif.
Apalagi terdapat fitur-fitur seperti promosi online dan manajemen toko daring membantu memperluas pasar dan membuat UMKM lebih bersaing dengan produk global.
“Kehadiran PaDi UMKM juga mendorong para pelaku UMKM lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan inovasi teknologi yang terus berkembang,” kata Jimmy.
Hal ini menunjukkan, PaDi UMKM telah menjadi salah satu solusi strategis untuk memberdayakan UKM di Indonesia, dengan dukungan teknologi digital.
Bahkan, langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat posisi UMKM di pasar domestik, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi persaingan di pasar internasional.
“Hingga saat ini, PaDi UMKM telah berhasil menarik partisipasi dari 117.860 UMKM yang bergabung di platform ini,” katanya.
Melalui dukungan itu, nominal transaksi mencapai Rp 7 triliun dalam rentang waktu 2020 hingga 2024. Artinya, PaDi UMKM memberikan dampak nyata dalam membantu UMKM tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan di era digital, imbuh Jimmy Karisma.
Penulis: Nia Syahdan