
StarNusantara JAKARTA,- Israel kembali dikabarkan membakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Senin 21 Oktober lalu.
Rumah sakit Indonesia menjadi satu dari tiga rumah sakit yang masih bisa berfungsi di Gaza Utara.
Selain rumah sakit, pasukan Israel juga membakar beberapa gedung lainnya yang memiliki pasien untuk dirawat.
Sebelumnya, pasukan Israel meningkatkan operasi militer dengan mengepung wilayah tersebut. Israel bahkan menyerang Rumah sakit di Beit Lahia, utara Jabalia.
Akibat serangan itu, aliran listrik padam dan menyebabkan semakin banyak pasien meninggal karena terputus dari perangkat oksigen.
Salah seorang korban selamat, Yousri Qarmout berusia 37 tahun mengatakan, pasukan Israel tidak berhenti melakukan taktik pembakaran dan pembongkaran bangunan setiap harinya. Utamanya di kawasan perlindungan bagi korban terluka.
Bahkan kemarin (Minggu 20 Oktober), kata Yousri, tentara Israel membakar banyak bangunan di sekitar RS Indonesia, sebuah kawasan yang terkenal banyak tempat berlindung.
“Kebakaran belum berhenti dan asap mencapai sebagian besar wilayah utara Gaza. Sementara suara ledakan terus terdengar tanpa henti,” katanya dilansir dari The National.
Setelah rumah sakit Indonesia dibakar, Gaza Utara saat ini hanya memiliki dua rumah sakit yang dapat digunakan untuk menolong korban luka-luka akibat gempuran tentara Israel.
Apalagi bantuan internasional, salah satunya dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga tidak memperbolehkan Israel masuk dan memberikan misi-misi kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Padahal saat ini, utara Gaza sangat membutuhkan bantuan seperti obat-obatan dan makanan.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengaku melihat orang-orang yang berusaha melarikan diri dan dibunuh tentara Israel, hingga jasad mereka bergelimpangan di jalan.
Atas dasar peristiwa tersebut, UNRWA mendesak otoritas Israel agar mengizinkan masuk ke Gaza Utara untuk melakukan misi penyelamatan.
Penulis: Kurniati Syahdan