
StarNusantara JAKARTA,- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun Refused Derived Fuel (RDF) Plant berkapasitas input 2.500 ton per hari dengan komposisi fresh waste atau sampah baru perkotaan.
Nantinya, RDF Plant ini akan menghasilkan bahan bakar terbarukan minimal 875 ton per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, salah satu target pembangunan RDF Plant ini untuk mengurangi sampah masuk ke Bantar Gebang sebanyak 2.500 ton per hari.
Asep menyebut, output dari RDF itu rencananya akan digunakan sepenuhnya oleh Indocement Group sebagai offtaker tunggal.
Selain mengurangi sampah yang masuk, pembangunan RDF Plant juga akan berdampak pada pengeluaran tipping fee di Bantar Gebang.
“Termasuk biaya transportasi dan dampak lingkungan selama transportasi dari Jakarta ke Bantar Gebang yang selama ini sangat membebani APBD DKI Jakarta,” katanya dalam keterangan dikutip Sabtu (16/11).

Sementara itu, pemilik PT Asiana Technologies Lestary, Poltak Sitinjak menjelaskan, pembangunan RDF Plant Jakarta ini akan menggunakan sistem pengadaan rancang dan bangun.
Ia mengatakan, penyedia jasa berhak mendesain sesuai kriteria yang disyaratkan untuk memenuhi kapasitas input sampah segar 2.500 ton per hari dan output 875 ton per hari dengan tingkat kekeringan sampahnya sebesar kurang lebih 20 persen.
Poltak melanjutkan, rancangan RDF Plant yang berada di Rorotan ini menggunakan desain yang baru pertama kali ada di Indonesia.
Seperti proses pencacahan, pemilahan dan pengeringan dilakukan dengan sistem dan mengurangi tenaga kerja manusia.
Kemudian, lanjut Poltak, penilaian teknologi dan rancangan disimpulkan panitia bahwa rancangan Indonesia yang menang dengan nilai teknis tertinggi dan penawaran yang paling bersaing.
“Sehingga dari sistem pengadaan rancang dan bangun sangat memenuhi kriteria yang dipersyaratkan,” jelasnya.

Pengadaan dilakukan terbuka dan akuntabel, sehingga tidak tepat jika masih ada pihak yang mempertanyakan proses pemilihan atau tender proyek strategis tersebut, imbuh Poltak.
Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup juga meminta instrumen penegak hukum mengawal proses program proyek strategis itu, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelumnya, Eks Penjabat Gubernur DKI Jakarta 2022-2024, Heru Budi Hartono, menegaskan pembangunan RDF Rorotan akan mengurangi signifikan beban APBD DKI Jakarta yang setiap tahunnnya digunakan untuk pembayaran tipping fee.
Bahkan, penerapan teknologi yang diproduksi anak bangsa dari PT Asiana Teknologies Lestary ini, berhasil memberikan nilai tambah dari produksi sampah yang menghasilkan energi baru terbarukan dan digunakan PT Indosemen sebagai offtaker untuk bahan bakar industri semen tersebut.
Heru menambahkan, pembangunan RDF Plant menjadi satu-satunya RDF terbesar di dunia yang didesain dengan bentuk tertutup dengan sistem pengendali bau dan busuk.
Penulis: Kurniati Syahdan