Kehidupan Warga Pinggir Rel di Tanjung Priok Jakarta: Kumuh, Memprihatinkan dan Serba Kekurangan

Suasana kehidupan pinggir rel kereta api di Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Foto: StarNusantara/Muhammad Al Bazzar)

StarNusantara JAKARTA,- Kehidupan masyarakat pinggir rel kereta api di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menelisik nurani saya.

Sebagai seorang traveler, kehidupan pinggir rel di imajinasi saya laksana seperti di negara Vietnam yang sangat estetik. Berderet cafe dan pasar nan eksotik dipenuhi hiruk pikuk warga bertransaksi.

Namun imajinasi itu seketika pudar kala saya melihat langsung kehidupan masyarakat pinggir rel kereta api di Tanjung Priok.

Di sana, telinga masyarakat terbiasa dengan deru mesin kereta api yang berjalan pelan karena mengangkut barang dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Kereta pengangkut barang dari Pelabuhan Tanjung Priok yang melintasi rumah-rumah warga. (Foto: StarNusantara/Muhammad Al Bazzar)

Belum lagi tumpukan sampah dan rumah non-permanen seadanya menambah pemandangan kumuh kawasan tersebut.

“Mau bagaimana lagi, karena cuma ini tempat tinggal kami,” kata Ahmad (bukan nama sebenar), kala saya ajak berbicara soal kondisi mereka.

Kalau hujan kebocoran dan kalau banjir, air banjirnya masuk ke rumah, imbuhnya lagi.

Namun Ahmad mengaku terbiasa dengan kondisi tersebut. Mereka seolah tak merisaukan kondisi tempat tinggal yang jauh dari kata layak itu.

Bagaimana tidak, kehidupan Ahmad dan warga pinggir rel kereta api di Tanjung Priok sangat pas-pasan. Bahkan tak jarang dari mereka hidup dengan kondisi yang sangat memprihatinkan dan serba kekurangan.

Selain itu, hampir sebagian besar dari warga pinggir rel Tanjung Priok ini sangat bergantung pada bantuan pemerintah.

Misalnya saja untuk biaya pendidikan anak-anak mereka yang ditutupi lewat program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari pemerintah.

Sementara untuk kesehatan, sebagian dari mereka terdaftar sebagai peserta program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Tentu saja tak selamanya program-program pemerintah ini mereka terima.

Jika berganti pemimpin dan pemerintah, apakah program untuk mereka masih dilanjutkan?

Suasana kehidupan Masyarakat pinggir rel kereta api di Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Foto: StarNusantara/Muhammad Al Bazzar)

Ya, yang saya harapkan warga pinggir rel kereta api di Tanjung Priok ini bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Atau setidaknya, warga masih memiliki mimpi dan berjuang untuk kehidupan mereka kelak.

Penulis: Muhammad Al Bazzar
Editor: Kurniati

Connect with Us

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *