Riset SAFEnet: Facebook Jadi Platform Medsos Terbanyak Konten Ujaran Kebencian di Pemilu 2024

Presentasi yang dilakukan SAFEnet. (Foto SAFEnet)

StarNusantara JAKARTA,- Facebook menjadi platform media sosial (medsos) terbanyak konten ujaran kebencian, terutama saat Pemilu 2024.

Berdasarkan riset yang dilakukan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), konten ujaran kebencian di Facebook mencapai 66 persen, disusul TikTok 22 persen dan Instagram 12 persen.

Pemantauan dilakukan SAFEnet dilakukan selama September 2023 hingga Februari 2024.

“Bahkan di Februari 2024, kami menemukan 8 dari 51 konten mengandung ujaran kebencian di platform Meta sudah tidak bisa diakses,” kata Hafizh Nabiyyin, peneliti SAFEnet, baru-baru ini.

Sedangkan di TikTok, kata Hafizh, sebanyak 2 dari 14 konten yang mengandung ujaran kebencian yang sudah tidak bisa diakses.

“Kami tidak bisa memeriksa apakah konten yang hilang ini dihapus oleh platform, akun dikunci atau dihapus oleh pemilik akun,” lanjut dia.

Hanya saja, tidak banyak konten ujaran kebencian yang dihapus platform. Misalnya dari 43 konten yang dilaporkan tim peneliti, 85 persen konten yang mengandung ujaran kebencian masih tersedia di platform milik Meta.

“Artinya, konten itu tidak dihapus oleh platform,” imbuh Hafizh.

Setelah menemukan konten ujaran kebencian, SAFEnet kemudian melaporkannya ke Meta melalui dua metode.

Pertama, menggunakan akun personal dan kedua menggunakan akun organisasi yang sudah bekerja sama dengan platform atau mitra tepercaya (trusted partner).

“Metode kedua itu hanya bisa digunakan di platform milik Meta (Facebook dan Instagram) yang menyediakan kerja sama dengan organisasi tertentu,” jelas Kepala Divisi Kebebasan Berekspresi SAFEnet ini.

Hafizh menambahkan, dari seluruh konten yang dilaporkan melalui mitra tepercaya, 14 konten ujaran kebencian yang menyerang kelompok LGBTIQ sudah dihapus platform.

Kemudian 2 konten mengenai Syiah dan Ahmadiyah hanya mendapat respons taken appropriate action dan sisanya belum mendapatkan keterangan lebih lanjut.

Penulis: Kurniati

Connect with Us

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *